Perdana, Dinas Sosial selenggarakan Peksos Go To School

Dinas Sosial Kabupaten Tegal dalam upaya menekan permasalahan anak tersebut, menyelenggarakan kegiatan Peksos Go To School (PGTS) pada Jumat, 14 Juni 2024 di SMK Bina Nusantara Mandiri (Bisma) Margasari. Kegiatan yang baru pertama kali dilakukan ini merupakan wujud tanggung jawab pemerintah sebagai bentuk pencegahan (preventif) dengan cara memberikan penyuluhan sosial pada anak-anak dalam rangka membentuk nilai-nilai dan perilaku positif guna menghindarkan anak dari segala bentuk kekerasan.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Kepahlawanan, Joko Priono menyampaikan kegiatan PGTS masuk dalam salah satu agenda penyuluhan bagi anak untuk meningkatkan pemahaman anak-anak mengenai perlindungan anak.

Perkembangan jaman kian pesat terkadang tak diimbangi dengan kesiapan mental dan karakter pada anak, akhirnya menjadikan permasalahan anak yang mengkhawatirkan, baik bagi orangtua, guru maupun masyarakat. Hal ini ditengarai salah satunya akibat dari perilaku anak yang maladaptif, kompulsif dan impulsif. Perilaku anak yang semacam ini menjadikan sosok anak yang tidak bisa beradaptasi, mudah terpancing isu-isu baru dan bertindak spontan tanpa berpikir panjang. Perilaku yang demikian tentu tidak diharapkan oleh seluruh pihak, karena dapat merugikan diri anak sendiri dan juga orang-orang disekitarnya.

Dinas Sosial Kabupaten Tegal dalam upaya menekan permasalahan anak tersebut, menyelenggarakan kegiatan Peksos Go To School (PGTS) pada Jumat, 14 Juni 2024 di SMK Bina Nusantara Mandiri (Bisma) Margasari. Kegiatan yang baru pertama kali dilakukan ini merupakan wujud tanggung jawab pemerintah sebagai bentuk pencegahan (preventif) dengan cara memberikan penyuluhan sosial pada anak-anak dalam rangka membentuk nilai-nilai dan perilaku positif guna menghindarkan anak dari segala bentuk kekerasan.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Kepahlawanan, Joko Priono menyampaikan kegiatan PGTS masuk dalam salah satu agenda penyuluhan bagi anak untuk meningkatkan pemahaman anak-anak mengenai perlindungan anak. Selain itu, PGTS ini sebagai sarana edukasi bagi anak-anak untuk memahami pentingnya memiliki jiwa dan karakter yang baik.

M. Fatchan, Pendamping Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial dalam PGTS ini menyampaikan sejumlah materi terkait pembentukan nilai dan perilaku positif pada anak. Awal materi, disajikan sejumlah berita tentang kasus-kasus pada anak sekolah yang hamil diluar nikah  kemudian dinikahkan setelah mendapat dispensasi nikah. Selain itu, disajikan pula tawuran antar pelajar yang melibatkan sejumlah sekolah. "Anak-anak digugah kepekaannya terhadap kasus kekerasan yang kian marak terjadi", tuturnya

Lebih lanjut, disampaikan pula makna dari pentingnya menjaga komunikasi dengan orangtua dan guru. Para siswa dapat mulai berperan aktif dalam menginformasikan berbagai aktivitas sehari-hari yang dilakukannya. Selain itu, perlu diperhatikan pergaulan anak terutama dengan teman sebayanya yang kiranya para orangtua maupun guru juga harus mengenalinya.

Tawuran antar pelajar yang akhir-akhir ini terjadi contohnya, diduga karena saling ejek dan faktor kuasa antar pelajar menjadi pemicunya. Pemberitaan pun kian ramai memperbincangkan permasalahan anak yang kian menghawatirkan bagi berbagai pihak, tak terlepas juga para guru di sekolah yang turut prihatin atas maraknya kekerasan pada anak. Widya, salah seorang guru SMK Bisma Margasari berharap anak-anak dapat terhidar dari berbagai bentuk kekerasan dan dapat memilih teman bergaul yang baik.

Kegiatan PGTS di SMK Bisma Margasari diakhiri dengan diskusi antar anak dan menceritakan terkait teman dekatnya. Kebanyakan anak-anak menyampaikan memiliki teman dekat atau teman sepermainan, bahkan saling mengenali kepribadian satu sama lainnya. Namun, anak-anak harus tetap memberitahu dan rutin berkomunikasi dengan orangtua maupun guru mengenai siapa saja teman sepermainannya. Hal ini penting untuk dilakukan agar setiap aktivitas yang dilakukan oleh anak dapat terpantau oleh orangtua maupun guru. Selain itu, waktu untuk berkomunikasi anak dengan orangtuanya pun harus dilakukan tiap harinya, misalnya selepas ibadah sholat maghrib, antara anak dan orangtua saling bercerita mengenai aktivitas yang telah diselesaikan anak dalam satu hari. Dengan saling bercerita maka akan terbentuk kelekatan antara anak dan orangtua sehingga muncul kepercayaan diantara keduanya, bahkan dengan kelekatan yang dimiliki oleh anak terhadap orangtua maka dapat mendukung adanya pembentukan karakter dan perilaku positif anak.

Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT